Seminar Kebangsaan MPR RI di ITB: Dorong Akselerasi Transisi Energi untuk Cegah Krisis Iklim
Oleh Qonita Aulia Rahmatullah - Mahasiswa Teknik Pangan, 2022
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Menyikapi urgensi krisis iklim dan tantangan ketahanan energi nasional, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggelar Seminar Kebangsaaan bertajuk “Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim”, di Auditorium Gedung CC Timur, ITB Kampus Ganesha, Kamis (24/4/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program MPR RI Goes to Campus dan berkolaborasi dengan Direktorat Kemahasiswaan ITB yang bertujuan membangun kesadaran dan peran aktif sivitas akademika dalam isu-isu strategis nasional dengan berbasis riset dan analisis informasi.
Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., dalam sambutannya menekankan bahwa mahasiswa tidak cukup hanya menguasai teori di kelas, tetapi juga perlu untuk memiliki pemahaman global dan sosial agar mengerti konteks ilmu yang dipelajari.
“Masalah perubahan iklim adalah masalah kolektif. ITB berkomitmen untuk menjadi universitas generasi keempat yang berdampak, bukan hanya dalam pendidikan dan riset, tetapi juga dalam integrasi nilai keberlanjutan—people, planet, prosperity, peace, and partnership,” ujarnya.
Beliau mengatakan bahwa ITB sebisa mungkin berperan aktif dan sangat terbuka dengan kolaborasi, khususnya perihal sustainability di Indonesia. Hal ini tercermin dari proyek yang dijalankan bersama seperti Citarum Harum, instalasi sumber energi, pengelolaan sampah terpadu, dan berbagai proyek lainnya.
“Semoga seminar kebangsaan hari ini dapat menghasilkan luaran yang berharga dan menjadi tempat interaksi lintas disiplin serta mendorong rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang progresif untuk kepentingan keberlanjutan kita bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil MPR RI, Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.H., yang menjadi pemateri seminar, mengatakan bahwa saat ini 61% bauran energi Indonesia masih berasal dari fosil, sementara target energi terbarukan Indonesia mencapai 23% pada tahun 2025. Adapun energi hijau di Tanah Air sangat banyak dan potensial, seperti panas bumi, air, angin, dan arus laut yang diperkirakan mencapai 3.600 GW.
Tantangannya, saat ini Indonesia masih mengimpor BBM dan LPG dalam jumlah besar. Namun, terdapat sejumlah solusi strategis yang beliau sampaikan, meliputi elektrifikasi transportasi, pemanfaatan panel surya industri, konversi alat masak dari LPG ke listrik, pensiun dini PLTU, hingga penerapan carbon capture, dan penerapan pajak karbon. Berbagai hal tersebut berpijak pada amanat UUD 1945 Pasal 28H Ayat 1 dan Pasal 33 Ayat 4 sebagai landasan konstitusional.
Seminar kebangsaan ini, selain menjadi ruang diskusi, juga menjadi fondasi awal lahirnya rekomendasi kebijakan progresif demi masa depan Indonesia yang berkelanjutan. ITB pun menegaskan keterlibatannya sebagai garda terdepan dalam menjawab tantangan global melalui sains, teknologi, dan kebijakan berbasis nilai kebangsaan.
Reporter: Qonita Aulia Rahmatullah (Teknik Pangan, 2022)