GBA 2012: Bakar Semangat Pergerakan Aceh Melalui Pagelaran Drama Sendratari
Oleh Diviezetha Astrella Thamrin
Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - Ratusan penonton memadati Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB pada Sabtu (03/03/12) malam untuk menyaksikan Pagelaran Drama Sendratari Cut Nyak Dhien. Pagelaran yang diselenggarakan oleh Unit Kesenian Aceh (UKA) ini merupakan acara puncak dari rangkaian acara Gelar Budaya Aceh (GBA). Pada pagelaran ini ditampilkan tari-tarian adat Aceh dan drama perjuangan Cut Nyak Dhien melawan penjajahan Belanda.
Lex Laksamana mengatakan bahwa pagelaran drama sendratari semacam ini merupakan upaya positif untuk mengenalkan dan melestarikan kekayaan khasanah budaya bangsa. "Dengan acara-acara semacam ini, eksistensi seni dan budaya dapat dipertahankan," tegasnya. Pemukulan rapa'i, alat musik berupa gendang khas Aceh, sebanyak 3 kali meresmikan dibukanya pagelaran drama sendratari ini.

Drama bernuansa sejarah dengan pemeran utama Zahratul Kamila (Teknik Perminyakan 2010) ini semakin menghibur penonton dengan tarian-tarian adat diselipkan di dalam drama. Beberapa tarian yang disuguhkan dalam drama adalah Tari Beudoh, Tari Rapai Geleng, Tari Ranup Lumpuan, dan Tari Saman Gayo. Tari Saman merupakan tarian asli suku Gayo dan merupakan tarian pertama yang diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia.
"Saya senang sekali karena acara GBA ini mendapat respon yang bagus dari masyarakat. Mudah-mudahan dengan pagelaran drama sendratari ini, kami dapat menanamkan sebuah semangat berkebudayaan Aceh yang tiada mati ke dalam pikiran tiap hadirin," kata Ichsan.
