ITB Borong 3 Juara dalam Kompetisi Bangunan Air Indonesia 2025

Oleh Nur Asyiah - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.


Penganugerahan juara kepada tiga tim dari Prodi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air ITB.

JATINANGOR, itb.ac.id - Sudah sejak tahun 1920 berdiri, Institut Teknologi Bandung (ITB) terus mencetak mahasiswa berprestasi baik dalam bidang akademik dan nonakademik. Sebanyak 3 tim mahasiswa ITB dari Program Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA) memborong 3 juara sekaligus pada Kompetisi Bangunan Air Indonesia (KBAI) 2025 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.


Tim yang meraih prestasi tersebut, antara lain:

1. Amreta Varuna yang beranggotakan Daniel Darmawan (SA’21), Alif Naufal Ramadhan (SA’21), dan Ardy Nur Ahmadito (SA’21) meraih juara 1;

2. Amreta Vandhya dengan anggota Reivel Fanani (SA’22), Rehan Al Baasiq (SA’22), dan Jason WIlchan Samuel (SA’22) meraih juara 3;

3. Amreta Anahita menorehkan prestasi juara harapan 1 dengan anggota tim yang terdiri atas Shifara Shalaysa Sutari (SA’21), Dhaifina Nazhifah Azhar (SA’21), dan Naila Alfarafisha Zakiyarahman (SA’21).

Kompetisi yang berlangsung dari Desember 2024 hingga Februari 2025 ini berkolaborasi dengan World water Day 2025 dan mengusung isu gletser di dunia. Para peserta ditantang memberikan solusi yang inovatif dalam menangani dampak kenaikan permukaan air laut yang dipicu oleh pencairan gletser di seluruh dunia.

Sebagai ajang bergengsi yang diadakan setiap tahunnya, mahasiswa TPSDA ITB tidak pernah absen mengikuti ajang tersebut dan sudah menjadi langganan juara setiap tahunnya. Baasiq mengungkapkan alasannya mengikuti kompetisi tersebut. “Motivasi kami mengikuti KBAI 2025 yaitu untuk mengembangkan diri serta ilmu pengetahuan, menambah pengalaman, dan memperoleh prestasi,” tuturnya.

Smart Mangrove Village

Amreta Varuna meraih juara 1 dan menarik perhatian juri dengan membawakan ide inovatif Smart Mangrove Village. Inovasi ini mampu menjawab tantangan sea level rise dengan menggunakan mangrove dan thin permeable dam sehingga mampu memenuhi kebutuhan primer warga khususnya nelayan.

Smart Integrated Groundwater Management with Desalination

Tak kalah menarik dengan ide yang dibawakan Amreta Varuna, tim Baasiq (Amreta Vandya) mengusulkan ide SIGMA, Smart Integrated Groundwater Management with Desalination.

“Ide ini dilatarbelakangi dengan masalah land subsidence, intrusi air laut, dan eksploitasi air tanah. Inovasi yang kami tawarkan memanfaatkan sumur injeksi dan merancang sistem desalinasi untuk air baku dengan kembali meningkatkan penurunan muka air tanah. Dengan begitu, hal ini dapat mengatasi masalah eksploitasi air,” kata Baasiq.

Smart Coastal Operation Reservoir

Sementara itu, tim Amreta Anahita menitikberatkan pada masalah penurunan muka air tanah di pesisir Cirebon. Ide yang diberi nama SCOR Application, Smart Coastal Operation Reservoir menggunakan IoT (Internet of Things) untuk menyediakan air baku melalui sistem desalinasi terpadu yang dapat dipantau melalui smartphone. SCOR Application dilengkapi dengan Aquifer Storage and Recovery untuk pemulihan aquifer. Dengan aplikasi ini, distribusi air di Cirebon akan lebih mudah dan murah. Selain itu, sistem ini menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sehingga sistem lebih berkelanjutan.

Tim Amreta Anahita melakukan presentasi dihadapan juri.

Baasiq dan tim turut membagikan tip dan trik dalam memenangkan ajang tersebut. Menurutnya, selain kesesuaian inovasi dengan tema yang ditetapkan, judul yang relevan dan mudah diingat juri, pembawaan diri saat presentasi, maket, serta bahan presentasi menjadi menjadi daya tarik tersendiri dan kunci untuk memenangkan kompetisi. Di sisi lain, Baasiq dan tim sempat terkendala dalam membawa maket yang berdimensi 60 x 60 cm. Selain itu, perbedaan angkatan, 2 dari 3 tim yang bertanding merupakan angkatan 2021 yang sedang menjalani tugas akhir sehingga perlu pintar-pintar dalam memanajemen waktu agar jadwal bimbingan tugas akhir tidak bentrok dengan jadwal pengerjaan lomba.

Pameran maket kepada massa yang hadir dan berkunjung.

“Kami harap pencapaian kami dapat menjadi motivasi bagi semua orang khususnya di Teknik dan pengelolaan Sumber Daya Air. Semoga mahasiswa TPSDA di masa depan terus melanjutkan perjuangan ITB di KBAI. Saran kami, seringlah diskusi dengan dosen pembimbing, bahkan sebelum judul didaftarkan ke lomba,” tuturnya.

Reporter: Nur Asyiah (Rekayasa Pertanian, 2021)

#prestasi mahasiswa #prestasi nasional