Mahasiswa ITB Maknai Sumpah Pemuda dengan Optimis, Kreatif dan Inovatif
Oleh Akbar Syahid Rabbani
Editor Akbar Syahid Rabbani


Dengan bentuk gerakan yang sederhana yaitu mengenakan Jas Alamamater ITB pada hari peringatan Sumpah Pemuda, kabinet KM ITB berharap bahwa mahasiswa ITB semakin tergerak untuk memberikan karya-karya kongkret kepada masyarakat, lingkungan dan negara Indonesia ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013, jumlah pemuda Indonesia berjumlah 62,6 juta. Hal ini menjadikan pemuda Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk membangun bangsa. Melalui peringatan Sumpah Pemuda, diharapkan para pemuda Indonesia memiliki idealisme dan keinginan yang besar untuk membuat sejarah-sejarah baru dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Banyak cara yang dilakukan oleh mahasiswa ITB untuk meneruskan semangat Sumpah Pemuda, salah satunya adalah meningkatkan softskill dengan mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan. Kemampuan manajemen waktu, komunikasi dan kerjasama tim adalah beberapa contoh kemampuan yang dapat dipelajari di luar bangku kuliah. Tentunya kemampuan-kemampuan tersebut menjadi salah satu syarat utama untuk membangun bangsa Indonesia setelah Sumpah Pemuda. Selain itu, beberapa program kabinet KM ITB seperti Ekspedisi Pelita Muda ke Pulau Siberut (Mentawai), Pulau Tanimbar (Maluku), dan Pulau Sumba (NTT), gerakan collaboration yang akan mengangkat isu identitas bangsa dan berbagai gerakan-gerakan kemahasiswaan lain dapat dijadikan sebuah terobosan baru untuk melanjutkan semangat Sumpah Pemuda.
"Sudah 85 tahun Hari Sumpah Pemuda diperingati di negara kita, tapi kita harus memaknainya jauh lebih dalam dari sekedar seremonial tahunan. Cintailah tanah air Indonesia karena berkat pemuda-lah Indonesia dapat bersatu dan pemuda-lah juga yang kelak akan memimpin bangsa ini ke arah kemajuan dan pemuda itu adalah kita," kata Presiden KM ITB, Nyoman Anjani saat diminta komentarnya mengenai peringatan hari Sumpah Pemuda.
Banyak cara yang dilakukan oleh mahasiswa ITB untuk meneruskan semangat Sumpah Pemuda, salah satunya adalah meningkatkan softskill dengan mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan. Kemampuan manajemen waktu, komunikasi dan kerjasama tim adalah beberapa contoh kemampuan yang dapat dipelajari di luar bangku kuliah. Tentunya kemampuan-kemampuan tersebut menjadi salah satu syarat utama untuk membangun bangsa Indonesia setelah Sumpah Pemuda. Selain itu, beberapa program kabinet KM ITB seperti Ekspedisi Pelita Muda ke Pulau Siberut (Mentawai), Pulau Tanimbar (Maluku), dan Pulau Sumba (NTT), gerakan collaboration yang akan mengangkat isu identitas bangsa dan berbagai gerakan-gerakan kemahasiswaan lain dapat dijadikan sebuah terobosan baru untuk melanjutkan semangat Sumpah Pemuda.
"Sudah 85 tahun Hari Sumpah Pemuda diperingati di negara kita, tapi kita harus memaknainya jauh lebih dalam dari sekedar seremonial tahunan. Cintailah tanah air Indonesia karena berkat pemuda-lah Indonesia dapat bersatu dan pemuda-lah juga yang kelak akan memimpin bangsa ini ke arah kemajuan dan pemuda itu adalah kita," kata Presiden KM ITB, Nyoman Anjani saat diminta komentarnya mengenai peringatan hari Sumpah Pemuda.