Mahasiswa ITB Raih Juara II Duta Bahasa Jawa Barat
Oleh Hafshah Najma Ashrawi
Editor Hafshah Najma Ashrawi


Pada ajang tersebut, Roby juga melewati berbagai tahap penyisihan sebelum sampai pada tahap final. Pemilihan tersebut diselenggarakan sampai dengan empat tahap yaitu pengumpulan essay, tes Uji Kemahiran Berbasaha Indonesia (UKBI), penulisan essay dalam tiga bahasa yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing serta yang terakhir adalah tahap juri panel. Meskipun berbarengan dengan kesibukan akademik kuliah, Roby mengaku senang mengikuti kompetisi ini. "Dengan begitu, saya memiliki kesempatan untuk bertemu banyak orang yang memiliki kepedulian yang sama terhadap kelestarian bahasa ini," ujar Roby
Bahasa Indonesia dan Daerah kini
Ketika ditanya mengenai motivasi mengikuti ajang ini, Roby mengaku bahwa selain ketertarikan terhadap bidang linguistik atau kebahasaan dan komunikasi, keprihatinannya terhadap perkembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah juga menjadi motivasi Roby. Indonesia memiliki banyak bahasa daerah, namun kontras dengan potensi yang dimilikinya, banyak juga bahasa daerah yang punah. Misalnya beberapa bahasa daerah yang terdapat di Maluku dan Papua, kini terancam punah dikarenakan kekurangan penutur dan kurangnya perhatian akan kelestarian bahasa daerah tersebut. Menjadi bagian dari penyadaran kepada masyarakat terkait pentingnya bahasa daerah melatarbelakangi Roby dalam mengikuti ajang ini.
Ditanya mengenai bahasa indonesia saat ini, Roby mengaku bahwa penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat masih rancu dan masih terlalu terpengaruh dengan bahasa asing lain misalnya bahasa inggris. "Sayangnya belum banyak yang sadar bahwa bahasa merupakan identitas, kosa kata yang gaul dan menggunakan bahasa asing lebih sering digunakan terlebih dalam penggunaan sehari-hari. Bukan berarti kita harus kaku menggunakan bahasa sesuai dengan ejaan yang berlaku, namun paling tidak kita harus tahu kapan dan bagaimana menggunakan bahasa kita sendiri," ujar Roby.
Tidak berhenti sampai pada ajang pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat tersebut, berbagai kegiatan terkait hobi selain bahasa juga Roby ikuti, misalnya Code for Bandung; sebuah program sosial alumni Youth Exchange and Study (YES) yang didanai oleh US Department of State yang menawarkan solusi berbasis teknologi dalam menyelesaikan permasalahan Kota Bandung, Rumah Belajar Anthony and Partners, AFS Binabudaya Chapter Bandung, pelatihan warta Bahasa Indonesia dan berbagai kegiatan lainnya. Ketertarikan Roby pada bidang bahasa membawanya pada berbagai ajang dan kompetisi yang dari masing masingnya dapat diambil pengalaman. Salah satunya yang paling menarik adalah Pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat ini. "Berbagai pengalaman menarik saya dapatkan, saya lebih mengenal kebudayaan dan kekayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia," lanjut Roby.
Mahasiswa yang bercita-cita menjadi community planner ini mengaku bahwa dukungan dari orangtua merupakan salah satu sumber motivasinya."Beliau berpesan bahwa hidup itu harus bermanfaat untuk orang lain," ujar Roby."Harapannya, ITB tidak selalu identik dengan istilah 'Menara Gading' yang mahasiswanya terlalu asyik di kampus sendiri dan tidak meng-explore dan mencoba bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu, dengan mengikuti ajang seperti ini juga sekaligus melatih softskilsl dan communication-skills yang nantinya akan sangat diperlukan di dunia kerja. Secara tidak langsung itu hal yang dapat kita lakukan untuk mengharumkan nama almamater kita," ujar Roby menutup wawancara.
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi (Zaqi Firmansyah)
Bahasa Indonesia dan Daerah kini

Ditanya mengenai bahasa indonesia saat ini, Roby mengaku bahwa penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat masih rancu dan masih terlalu terpengaruh dengan bahasa asing lain misalnya bahasa inggris. "Sayangnya belum banyak yang sadar bahwa bahasa merupakan identitas, kosa kata yang gaul dan menggunakan bahasa asing lebih sering digunakan terlebih dalam penggunaan sehari-hari. Bukan berarti kita harus kaku menggunakan bahasa sesuai dengan ejaan yang berlaku, namun paling tidak kita harus tahu kapan dan bagaimana menggunakan bahasa kita sendiri," ujar Roby.

Mahasiswa yang bercita-cita menjadi community planner ini mengaku bahwa dukungan dari orangtua merupakan salah satu sumber motivasinya."Beliau berpesan bahwa hidup itu harus bermanfaat untuk orang lain," ujar Roby."Harapannya, ITB tidak selalu identik dengan istilah 'Menara Gading' yang mahasiswanya terlalu asyik di kampus sendiri dan tidak meng-explore dan mencoba bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu, dengan mengikuti ajang seperti ini juga sekaligus melatih softskilsl dan communication-skills yang nantinya akan sangat diperlukan di dunia kerja. Secara tidak langsung itu hal yang dapat kita lakukan untuk mengharumkan nama almamater kita," ujar Roby menutup wawancara.
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi (Zaqi Firmansyah)