Mahasiswa ITB Sabet Penghargaan Pada Ajang LKTIN FOA 2017
Oleh M. Armando Siahaan
Editor M. Armando Siahaan

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa
ITB kembali berhasil meraih prestasi pada perlombaan tingkat nasional. Kali
ini, prestasi tersebut diraih oleh mahasiswa Teknik Pangan ITB angkatan 2015
bernama M. Armando Siahaan. Armando berhasil menjadi juara kedua pada ajang
Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Festival Of Agroindustry (LKTIN FOA) 2017. Tema
karya tulis yang diangkat oleh Armando adalah pemanfaatan dan pengolahan biji sorgum
sebagai bahan pangan. Dalam lomba yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian
Bogor ini, terdapat beberapa tahap yang harus dilewati oleh setiap peserta lomba.
Tahap pertama adalah seleksi abstrak dan karya tulis ilmiah yang sudah dimulai
sejak bulan April tahun ini. Kemudian, para peserta yang dinyatakan lolos
sebagai finalis berhak mempresentasikan karya ilmiahnya dalam final LKTIN FOA
2017 pada Jumat-Minggu (13-15/10/17). Tak hanya itu, para peserta juga harus
mampu menjawab berbagai studi kasus yang ditanyakan oleh dewan juri pada babak
final.
Pengolahan Biji SorgumÂ
Sorgum adalah tanaman
serealia yang dapat tumbuh di daerah marjinal serta memiliki daerah adaptasi
yang luas di wilayah tropis seperti Indonesia. Selain itu, sorgum juga memiliki
kandungan gizi yang tergolong tinggi, yakni terdiri dari 73% karbohidrat, 11%
protein, dan 0,3% mineral bermanfaat lainnya. Sorgum dapat dijadikan sebagai
bahan baku pada pembuatan gula serta monosodium glutamat, industri minuman
olahan, serta industri asam-asam amino. Oleh karena itu, sesungguhnya
sorgum memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai bahan
pangan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang tergolong
tinggi.Â
Sayangnya, pemanfaatan
sorgum di Indonesia belum dapat dilakukan dengan maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala yang umum ditemui pada pengolahan pascapanen biji sorgum. Kendala pertama,
pengupasan biji sorgum sering kali dirasa sulit untuk dilakukan oleh para
petani. Hal ini disebabkan oleh ukuran biji sorgum yang tergolong kecil.
Sehingga, dibutuhkan teknologi yang tepat dalam pengupasan biji sorgum agar proses pengupasannya berlangsung efektif. Â
Masalah kedua adalah biji sorgum mengandung kadar tanin yang cukup tinggi, yakni sekitar 0,4 – 3,6 %. Padahal kadar tanin maksimal yang diizinkan di dalam bahan pangan adalah 1% saja. Tanin adalah zat anti gizi yang memberikan rasa sepat dan tidak enak pada makanan. Kadar tanin yang terlalu tinggi juga dapat menjadi racun bagi tubuh manusia. Oleh karena itu, kadar tanin di dalam biji sorgum harus dikurangi terlebih dahulu sebelum sorgum dapat dijadikan sebagai bahan pangan.
Kedua masalah utama tersebut sebenarnya dapat diselesaikan dengan pengolahan pascapanen yang baik dan efisien. Berangkat dari masalah inilah, Armando menciptakan sebuah inovasi yang dapat mengolah biji sorgum dengan baik sebelum dapat dijadikan sebagai bahan pangan. Dalam karyanya, Armando mengusulkan suatu proses pengolahan biji sorgum yang disebut proses kombinasi. Proses kombinasi adalah proses penyosohan (pengupasan dengan mesin penyosoh) yang digabungkan dengan perendaman di dalam natrium karbonat. Proses kombinasi ini dapat menghasilkan sorgum dengan kadar tanin yang aman, yakni di bawah 1%. Selain itu, sorgum yang diolah dengan proses kombinasi juga sudah terkupas dengan baik karena dalam proses kombinasi dilibatkan proses penyosohan. Proses kombinasi sendiri terbilang lebih ramah lingkungan karena menghasilkan lebih sedikit total limbah dan biji rusak dibandingkan proses pengolahan sorgum secara konvesional.Â
Melalui
karya ilmiah ini, Armando berharap dapat memberikan sumbangsih positif untuk
menyelesaikan masalah pangan di Indonesia. Hasiil karya ilmiah ini dapat
dimanfaatkan oleh para petani sorgum serta sektor industri yang ingin
mengembangkan industri berbahan dasar sorgum di Indonesia. Dengan demikian,
sorgum dapat dijadikan sebagai salah satu komoditi pangan pengganti beras
sehingga kedepannya Indonesia dapat mencapai swasembada pangan.Â
Sumber Gambar : Dokumentasi Penulis