Seni dan Tantangan Persamaan Tingkat Keadaan Termodinamika: Orasi Ilmiah Guru Besar ITB Prof. I Made Astina

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.


Prof. Dr. Ir. I Made Astina, M.Eng. dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB menyampaikan orasi berjudul "Seni dan Tantangan Persamaan Tingkat Keadaan Termodinamika untuk Kemajuan Komputasi", di Aula Barat ITB, Sabtu (7/12/2024).

BANDUNG, itb.ac.id — Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) menggelar orasi ilmiah di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (7/12/2024). Melalui orasi bertajuk "Seni dan Tantangan Persamaan Tingkat Keadaan Termodinamika untuk Kemajuan Komputasi", Prof. Dr. Ir. I Made Astina, M.Eng., membahas evolusi, tantangan, dan seni di balik pengembangan persamaan tingkat keadaan termodinamika yang menjadi tulang punggung dalam rekayasa termofluida dan sistem energi.

Prof. I Made Astina membuka orasinya dengan memperkenalkan dasar-dasar termodinamika dan evolusi persamaan tingkat keadaan dari masa ke masa. "Tak kenal maka tak sayang," ujarnya, menekankan pentingnya memahami hubungan antara parameter keadaan fisika seperti tekanan, suhu, dan volume yang direpresentasikan melalui persamaan tingkat keadaan.

Beliau menjelaskan bagaimana seni berpikir ilmuwan sejak abad ke-17, seperti para ahli dari Irlandia dan Prancis, berkontribusi terhadap pemahaman sifat fluida, hingga menghasilkan lebih dari 2.000 persamaan termodinamika saat ini. "Inilah yang saya bilang seni. Betapa indahnya rumus tingkat keadaan termodinamika," ungkapnya, sambil menunjukkan evolusi dari persamaan gas ideal hingga persamaan kompleks berbasis energi bebas Helmholtz.

Persamaan tingkat keadaan memainkan peran kunci dalam mendukung komputasi rekayasa termofluida, mulai dari analisis kinerja sistem, desain perangkat termal, hingga penyediaan basis data sifat termodinamika. Namun, Prof. I Made Astina menyoroti beberapa tantangan signifikan, seperti:

-Keterbatasan Persamaan Tingkat Keadaan Termodinamika
-Keterbatasan Data Pengujian dan Akurasi
-Nasionalisme dan Penetrasi Perangkat Lunak
-Ketertarikan pada Kode Program dan Open Source
-Apresiasi dan Proteksi Kemajuan Komputasi Rekayasa

Prof. I Made Astina juga menggarisbawahi isu lingkungan dan keselamatan kerja yang memengaruhi pengembangan persamaan tingkat keadaan. "Pada tahun 1974, sedang marak diskusi isu mengenai refrigeran CFC merusak lapisan ozon, sehingga penelitian bergeser ke AFC yang lebih aman," ujarnya. Penelitian ini mendukung teknologi hijau dengan fokus pada fluida yang tidak beracun dan ramah lingkungan.

Prof. Dr. Ir. I Made Astina, M.Eng., menjelaskan Variasi Ketidakpastian Estimasi Sifat.
Salah satu poin penting dalam orasi ini adalah penjelasan mengenai pengembangan persamaan Helmholtz. Persamaan ini berbasis energi bebas Helmholtz dan dirancang untuk menurunkan hingga 15 sifat termodinamika dari fase cair, uap, hingga jenuh. "Dalam pengembangan ini, persamaan dibagi menjadi dua: bagian ideal dan bagian residual," katanya. Bagian ideal mencakup optimasi integral persamaan gas ideal sedangkan bagian residual membutuhkan regresi multisifat yang kompleks.

Prof. I Made Astina memaparkan kolaborasinya dengan Keio University dalam mengembangkan model hidrokarbon yang relevan dengan isu global. Selain itu, beliau membahas pentingnya kode program open source dalam mempercepat kemajuan teknologi komputasi.

Beliau menutup orasinya dengan refleksi, “Seni pengembangan persamaan tingkat keadaan telah berevolusi dari sederhana menjadi kompleks, dari empirik menjadi teoritis. Tantangan internal dan eksternal harus dikelola demi kemajuan sains dan rekayasa yang berkelanjutan.â€

Orasi ilmiah ini menjadi pengingat bahwa pengembangan persamaan tingkat keadaan termodinamika bukan hanya soal kalkulasi matematis, tetapi juga seni dalam memahami sifat alam. Dengan penekanan pada isu lingkungan, keselamatan, dan nasionalisme, Prof. I Made Astina mengajak generasi muda untuk melanjutkan inovasi di bidang ini demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

#orasi ilmiah #termodinamika #prof i made astina