Studium Generale ITB Bahas Seni Menghadapi Kegagalan, Bangkit dan Lampaui Ekspektasi
Oleh Rayhan Adri Fulvian - Mahasiswa Teknik Geofisika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Studium Generale pertama di Semester II Tahun Akademik 2024/2025, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Rabu (19/2/2025).
Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi (WRKMAA) ITB Dr. Andryanto Rikrik Kusmara, S.Sn., M.Sn. menyampaikan pengantar bahwa kuliah ini bertujuan memberikan wawasan tambahan di luar kurikulum program studi dan memperluas cara berpikir kritis mahasiswa.
Pembicara Studium Generale kali ini adalah Prasanti Widyasih Sarli, S.T., M.T., Ph.D., dosen di Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB. Beliau membahas topik berjudul “Seni Gagal: Cara Jatuh, Bangkit, dan Melampaui Ekspektasi”.
Bu Asih, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan fondasi kesuksesan. "Orang-orang sukses bukan yang tak pernah gagal, tetapi yang terbiasa menghadapi ketidaknyamanan dan terus mencoba," tuturnya.
Beliau membagikan tiga kunci menghadapi kegagalan, yaitu menerima feedback secara objektif, bangkit dengan langkah kecil yang konsisten, serta melampaui ekspektasi setelah jatuh.
Beliau juga menjelaskan konsep growth mindset dan tentang kebiasaan kecil yang dilakukan konsisten lebih berpengaruh daripada satu perubahan besar yang instan.
"Setiap tindakan kecil adalah satu suara bagi identitas baru yang ingin kita bangun," katanya. Dalam membangun kebiasaan, beliau merekomendasikan metode habit stacking, yaitu menambahkan kebiasaan baru setelah kebiasaan lama.
Beliau juga menyampaikan tiga tipe orang dalam kehidupan, yaitu givers yang memberi lebih dari yang mereka terima, matchers yang memberi sesuai dengan yang mereka dapatkan, dan takers yang lebih banyak menerima dibanding memberi.
Dari ketiga tipe ini, yang paling sukses adalah para givers, meskipun mereka juga bisa menjadi yang paling tidak sukses jika tidak menerapkan strategi yang tepat. Untuk menjadi giver yang strategis, penting untuk menghindari burnout, membangun jaringan, dan menanamkan mindset memberi dengan bijak.
Dengan menerapkan pola pikir yang tepat, kebiasaan yang baik, serta sikap memberi yang seimbang, mahasiswa diharapkan dapat berkembang menjadi individu yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)