Tim Mahasiswa ITB Juara 1 Business Case MetalFest 2024, Usulkan Solusi Inovatif untuk Industri Metalurgi

Oleh Raja Parmonang Manurung - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021

Editor Anggun Nindita

Dari kiri: Hayfa Felicia Taqia Wijaya dan Salsa Zahrani saat menerima penghargaan lomba Business Case Competition MetalFest 2024. (Dok. Tim)

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa ITB dari Fakultas Teknik Industri berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Business Case MetalFest 2024, pada acara awarding yang dilaksanakan Kamis (13/2/2025) di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha.

Business Case Competition MetalFest 2024 adalah lomba antar mahasiswa berskala nasional yang diadakan oleh Teknik Metalurgi ITB dengan tujuan mengasah kemampuan dalam berpikir kritis, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan memberikan solusi yang inovatif. Dengan adanya kompetisi ini, diharapkan adanya inovasi solusi dari keberlanjutan hilirisasi melalui kasus dari perusahaan tambang/metalurgi.

Kompetisi ini akan dilaksanakan dalam 3 babak, yaitu babak penyisihan, semifinal, dan final. Babak penyisihan dan semifinal akan dilaksanakan secara daring, sedangkan babak final akan dilaksanakan secara luring di ITB Kampus Ganesha.

BCC MetalFest 2024 mengusung tema “The Transformation of Indonesia’s Metallurgical Industry Towards Sustainability: Challenges and Opportunities in Implementing CSR, ESG, and SDGs."

Tim Meng-Go yang beranggotakan Hayfa Felicia Taqia Wijaya dan Dewa Nanda Putu Narendra yang berasal dari Teknik Industri serta Salsa Zahrani yang berasal dari jurusan Manajemen Rekayasa. Mereka mengusulkan solusi berupa optimalisasi pengelolaan gas buang dan program CSR untuk keberlanjutan industri peleburan tembaga PT Smelting.

Masalah utama dari PT Smelting ini adalah pada Electrostatic Precipitator (ESP). “ESP PT Smelting cukup rentan terhadap korosi dan tidak efektif terhadap isolasi termal,” ujar Dewa.

Berdasarkan masalah yang didapatkan, solusi harus menyelesaikan kontrol kebocoran udara, isolaso termal, pelapisan anti korosi, dan monitoring temperatur. “Kami mencoba berbagai metode untuk mencari solusi atas masalah yang diselesaikan, seperti metode BCG Matrix yang menganalisis berdasarkan keadaan keadaan pasar, bisnis, dan teknologi perusahaan saat ini,” tutur Salsa.

Identifikasi masalah dari tim Meng-Go dalam lomba Business Case Compettition MetalFest 2024. (Dok. Tim)
Berdasarkan analisis yang dilakan, tim ini mendapatkan tiga alternatif solusi, yaitu anodic protection, ceramic coating, dan Impressed Current Cathodic Protection (ICCP). Ketiga mahasiswa ini pun sepakat untuk memilih solusi enamel nano-nickel composite coating.

“Enamel nano-nickel composite coating ini sudah dipakai di pernah digunakan di luar negeri pada lingkungan asam pekat. Solusi ini tahan lama dan mampu beroperasi pada suhu 500 derajat celsius. Dengan demikian, solusi ini cukup dapat melindungi bahan stainless steel dari kontak asamnya,” ucap Dewa.

Salsa juga menambahkan bahwa solusi yang mereka pilih merupakan kandidat yang baik karena berukuran kecil dan memiliki laju oksidasi rendah pada suhu tinggi.

Solusi terkait kerentanan korosi yang ditawarkan oleh tim Meng-Go dalam lomba Business Case Compettition MetalFest 2024. (Dok. Tim)
Selain menyelesaikan kasus terhadap kerentenan korosi, tim Meng-Go juga berhasil memecahkan kasus terkait Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan untuk memberikan solusi berupa program pemberdayaan masyrakat kepada PT Smelting. “Solusi yang kami tawarkan bertujuan untuk mengurangi gap antara keadaan ideal dengan keadaan aktual dari kondisi masyarakat di daerah Gresik yang berada di sekitar PT Smelting,” tutur Hayfa. Ada banyak program yang diusulkan oleh ketiga mahasiswa ini, seperti program rehabilitasi hutan, program pemulihaan ekosistem perairan, hingga program partnership dengan berbagai industri guna mendorong inovasi teknologi hijau.

Meskipun kompetisi ini berlangsung saat liburan, tim Meng-Go tetap menghadapi berbagai tantangan selama prosesnya. “Aku cukup senang karena timeline yang diberikan cukup longgar. Namun, kami cukup kelelahan saat melakukan riset yang cukup teknikal ini,” kata Salsa.

Keterbatasan akses terhadap sumber jurnal sebagai mahasiswa ITB menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi tim Meng-Go. Selain itu, Dewa menambahkan bahwa bidang coating masih tergolong baru bagi mereka sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Industri, sehingga mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk mendalami riset ini.

Setelah berhasil meraih kemenangan, tim Meng-Go merasa pengalaman ini sangat berkesan. Mereka mendapatkan banyak wawasan baru karena berkesempatan mengeksplorasi berbagai hal di luar bidang yang biasa mereka pelajari. Mereka juga berpesan agar mahasiswa tidak hanya terpaku pada kompetisi yang sesuai dengan jurusan mereka, melainkan berani mencoba tantangan di luar zona nyaman. Menutup perbincangan, Salsa memberikan nasihat, bahwa jika ingin memulai sesuatu, mulai dengan sungguh-sungguh. “Jangan setengah-setengah memulai lombanya,” tutup Salsa.

Reporter: Raja Parmonang Manurung (Teknik Pertambangan, 2021)
Dokumentasi: Tim Meng-Go

#prestasimahasiswa #fakultasteknikindustri #industrimetalurgi