Wali Kota Bandung Sebut ITB Jadi Mitra Strategis Pemkot

Oleh Bashravie Thamrin - Mahasiswa Manajemen, 2024

Editor Anggun Nindita

Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., berpose bersama Walikota Bandung, Muhammad Farhan dalam Sidang Terbuka Dies Natalis ke-66 ITB, Senin (3/3/2025). (Dok. Humas Pemerintah Kota Bandung)

BANDUNG, itb.ac.id - Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, menyatakan bahwa Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan mitra utama Pemkot Bandung dalam pembangunan daerah. Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Terbuka Dies Natalis ITB ke-66 di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Senin (3/3/2025).

Beliau menekankan ITB selalu berperan dalam memberikan masukan kepada pemerintah melalui pendekatan pentahelix, yang melibatkan akademisi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan media. Beliau pun menyebut ITB sebagai tempat konsultasi utama bagi Pemkot, terutama dalam pengembangan inovasi di berbagai bidang.

“Inovasi itu terus bisa dikembangkan, jadi tidak hanya di bidang teknologi, digital, dan teknik, tapi juga ekonomi,” ungkapnya.

Selain itu, beliau menyoroti bagaimana keberadaan ITB meningkatkan daya saing Kota Bandung dan menjadikannya sebagai pusat riset serta inovasi bagi mahasiswa dan peneliti, yang dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa peran Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB) juga tidak kalah penting dalam menghasilkan wirausahawan yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, baik di sektor UMKM maupun startup. “Ini bisa menjadi daya ungkit ekonomi melalui wirausaha, baik skala kecil UMKM maupun pertumbuhan startups,” tutur Wali Kota Bandung.

Beliau pun berharap ITB sebagai institusi pendidikan yang kaya akan inovasi dan penelitian, dapat terus memperkuat perannya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Kota Bandung.

Sementara itu, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menekankan pentingnya pendekatan transdisiplin dalam menghadapi tantangan zaman. "ITB harus bertransformasi menuju Fourth Generation University (4GU) yang unggul dan berdampak, dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu demi menghasilkan solusi inovatif bagi masyarakat," ungkapnya.

Sebagai institusi yang tengah bertransformasi menuju Fourth Generation University (4GU),beliau menegaskan bahwa ITB tidak bisa lagi terpaku pada pendekatan monodisiplin atau bahkan multidisiplin semata. "Kita harus menerabas batas-batas keilmuan dan menciptakan integrasi keilmuan yang lebih menyatu melalui pendekatan transdisiplin," katanya.

Menurut Prof. Tatacipta, pendekatan ini sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah kompleks seperti perubahan iklim, kesehatan global, ketahanan pangan, kecerdasan buatan, dan keberlanjutan industri nasional. "Dengan mengembangkan kolaborasi ilmu kemanusiaan, seni, desain, teknologi, dan sains, peran ITB dalam pembangunan bangsa yang berkelanjutan akan semakin relevan," tambahnya.

Reporter: Bashravie Thamrin (Manajemen, 2024)

#diesnatalis #diesnatalis66 #itb #pemkotbandung