Berangkat dari Ketidaktahuan, Pulang Jadi Juara: Cerita Tim Kings of PATRA di Well Design Competition IPFEST 2025
Oleh Rayhan Adri Fulvian - Mahasiswa Teknik Geofisika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Tim mahasiswa Teknik Perminyakan ITB meraih juara 1 pada ajang Well Design Competition yang merupakan bagian dari Integrated Petroleum Festival (IPFEST) 2025. Kompetisi ini diselenggarakan oleh HMTM “PATRA” ITB bersama IATMI SM ITB dan SPE ITB SC, dengan malam puncaknya pada Sabtu (22/2/2025).
Dengan mengusung nama “Kings of PATRA”, tim yang terdiri atas Adam Adrian Novaldino, Akhmad Mamduuh Naayif, Azhar Nurzaman, Kevyn Rhasyad Putra S., dan Nanda Rizqy Khidru ini sukses menjadi yang terbaik dari tim-tim lain dari berbagai perguruan tinggi dalam dua tahap kompetisi, yaitu babak preliminary dan final.
Tahun ini, kompetisi ini mengusung subtema “Innovative Injection Well Design: Optimizing Abandonment Well”, yang menantang peserta merancang desain sumur injeksi dari sumur yang sudah tidak berproduksi. Fokusnya adalah inovasi yang mempertimbangkan efisiensi injeksi dan karakteristik geologi, mulai dari desain casing dan semen, sampai perencanaan lintasan (trajectory) sumur. Solusi ini kemudian dipresentasikan di hadapan panel juri profesional.

“Motivasi kami ikut kompetisi ini sebenarnya sederhana. Kami ingin menguji sejauh mana ilmu yang kami pelajari bisa diterapkan ke kasus nyata. Jadi, ini semacam pembuktian sekaligus latihan sebelum terjun langsung ke dunia industri,” kata Nanda.
Naayif, salah seorang anggota tim, menambahkan, “Apalagi topik lombanya nyambung banget sama isu industri saat ini, yaitu konversi sumur ke sumur injeksi untuk CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage). Di tengah usaha menuju Net Zero Emission, kemampuan mendesain program konversi ini penting banget.”
Kemenangan ini tidak diraih dengan instan. Kevyn, anggota tim lainnya, menekankan pentingnya perencanaan dan manajemen tim. “Yang paling penting adalah punya workflow yang jelas, seperti apa yang mau dikerjakan, bagaimana cara kerjanya, dan komitmen untuk menyelesaikan semuanya. Memilih anggota tim juga harus strategis, pastikan tiap orang punya keahlian berbeda yang saling melengkapi,” ujarnya.
Meski penuh semangat, proses persiapan mereka juga tidak lepas dari tantangan. Kevyn mengatakan bahwa jadwal kompetisi beririsan dengan kewajiban akademik seperti tugas besar, ujian, dan bimbingan tugas akhir. “Mau tidak mau, harus pintar-pintar bagi waktu dan tetap komit,” ujarnya.

Mereka juga berterima kasih atas bantuan dari para senior yang ikut membantu proses pengerjaan. “Kami berterima kasih kepada Mas Steven, Mas Daton, serta senior-senior seperti Bang Devanto, Bang Andre, Bang Ivan, Bang Reifandi, dan Bang Yasir. Masukan dan bimbingan mereka sangat membantu, terutama saat kami stuck dalam beberapa bagian desain,” ucap Azhar.
Menariknya, Adam justru mengakui bahwa saat awal mendaftar, mereka belum punya pengalaman mendesain sumur sama sekali. “Itu justru alasan kami ikut. Kami ingin belajar. Banyak orang ikut lomba karena ingin menang, tapi buat kami, ikut lomba itu tentang proses belajar. Jadi, meskipun awalnya tidak tahu, kami yakin bisa tumbuh lewat kompetisi ini,” tuturnya.
Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)