Jadikan Tempurung Kelapa Solusi Energi Berkelanjutan, Tim Mahasiswa Multidisiplin ITB Juara 3 IPFEST 2025
Oleh Raja Parmonang Manurung - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Tim Mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang berasal dari berbagai jurusan meraih juara ketiga dalam paper and poster competition pada acara Integrated Petroleum Festival (IPFEST) 2025.
IPFEST 2025 adalah lomba di bidang perminyakan dan energi berskala internasional yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan (HMTM) ”PATRA” Institut Teknologi Bandung, Bandung Institute of Technology SPE Student Chapter (SPE ITB SC), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Seksi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (IATMI SM ITB).
Tujuan IPFEST 2025 untuk memberdayakan insinyur perminyakan untuk memimpin inovasi energi berkelanjutan melalui kolaborasi industri-akademisi, mendorong transisi global ke solusi energi yang lebih bersih dan lebih efisien.
Adapun paper and poster competition adalah kompetisi yang mengundang peserta membuat paper dengan keterampilan analitis yang kuat terkait industri energi, khususnya minyak dan gas industri.
Tim dari ITB bernama Tim Multipower mendapatkan penganugerahan juara ketiga di Hotel Aryaduta Bandung pada 22 Februari 2025.
Tim Multipower beranggotakan Ghifari Jauhar Yajri dari Teknik Perminyakan, Alief Amiruddin Raharjo dari Teknik Kimia, dan Dzaky Fariz Ridwansyah dari Rekayasa Hayati mengusungkan inovasi yang berfokus pada pemanfaatan biomassa kelapa sebagai sumber energi berkelanjutan dengan mengintegrasikan gasifikasi biomassa dengan Allam Cycle.
“Allam Cycle adalah sebuah sistem pembangkit listrik yang mampu menangkap emisi karbon. Proses ini mampu mengubah tempurung kelapa menjadi syngas. Lalu, syngas ini dibakar untuk menghasilkan listrik,” tutur Ghifar. Proses tersebut mampu menangkap dan mendaur ulang karbondioksida secara efisien guna meminimalkan emisi.

Sistem tersebut pun menunjukkan efisiensi energi tinggi (43,96%), emisi karbon negatif (-0,7445 kgCO?/kWh), serta kelayakan finansial yang kuat dengan NPV sebesar $462,388 juta yang melampaui sistem berbasis gas alam.
Selain itu, proses tersebut memungkinkan produksi amonia sebagai produk sampingan yang bernilai tinggi sehingga mempu meningkatkan manfaat ekonomi dan lingkungan.
“Inovasi ini menawarkan solusi berkelanjutan yang dapat diskalakan untuk pembangkitan energi netral karbon, sejalan dengan target net-zero emission global sambil memanfaatkan sumber daya kelapa yang melimpah di Indonesia,” tutur Ghifar.

Proses perjuangan dari tim hingga mendapatkan juara lumayan unik. “Komposisi dari tim kami sendiri multidisiplin alias dari berbagai bidang. Aku juga awalnya baru diajak oleh Ghifar yang baru sekali saja bertemu. Tak hanya itu, aku juga belum mengenal Dzaky,” ucap Alief.
Alief juga menjelaskan, setelah berhasil menduduki peringkat dua pada seleksi abstrak, tim ditantang membuat full paper, bahan presentasi, hingga poster pada tahap final.
Dari perlombaan ini, banyak kesan yang menyenangkan yang didapat oleh tim. “Akhirnya dari usaha yang diberikan dapat membuahkan hasil. Kami bersyukur dapat membawa nama baik ITB pada lomba IPFEST 2025 ini,” ujar Alief. Alief berpesan untuk selalu mencoba dalam perlombaan karena banyak pengalaman unik yang bisa didapatkan.
Reporter: Raja Parmonang Manurung (Teknik Pertambangan, 2021)